Kesehatan Kita

Kesehatan Kita - Pernahkah anda merasakan keluhan, sakit, nyeri atau apapun yang tak kunjung sembuh?. Padahal anda sudah periksa ke dokter dan sudah menjalani prosedur pemeriksaan tertentu, akan tetapi hasilnya semua normal, tidak ada gangguan di tubuh anda. Nah, mungkin bukan gangguan fisik yang anda derita, akan tetapi gangguan psikis atau disebut juga psikosomatis. Gangguan Psikosomatis dapat diartikan sebagai reaksi psikis pada fisik. Menurut American Psychosomatic Society, gangguan psikosomatis berasal dari bahasa Yunani (psyche=jiwa, soma=fisik).Ada hubungan yang sangat erat antara faktor fisik, psikologis dan sosial terhadap perjalanan suatu penyakit. Gangguan psikosomatis ini mungkin bisa menjawab mengapa seseorang bisa terkena penyakit jantung setelah bertengkar hebat?, mengapa penyakit rematik jadi jauh lebih sakit ketika penyandangnya mengalami stress?, mengapa kematian penyakit jantung dipengaruhi oleh ada tidaknya depresi?.
Sebuah penyakit dapat muncul akibat faktor lingkungan atau sosial, dapat juga muncul akibat faktor genetik dan keturunan. Berbagai faktor tersebut akan berinteraksi dengan kompleks.

Faktor psikologis dapat sebagai pencetus munculnya gangguan fisik, misalnya gangguan tidur akibat kecemasan, nyeri otot tengkuk akibat stress dan nyeri ulu hati akibat ketakutan.
Faktor psikologis mempengaruhi berbagai organ tubuh melalui mekanisme yang kompleks antara faktor saraf, hormonal dan imunologis.

Stress kronik dapat mempengaruhi sistem saraf simpatis dan aktifasi sistem hormonal (aksis hypothalamus - hipofisis - adrenal). Pacuan sistem hormon adrenal yang berlangsung lama dihubungkan dengan penekanan sistem imun (kekebalan tubuh) karena hormon steroid. Hal ini menerangkan mengapa seseorang dengan stress kronik lebih mudah terserang penyakit. Pacuan sistem saraf simpatis menjelaskan munculnya gejala hipertensi, stroke, dan penyakit jantung koroner akibat stress emosional.
Penderita gangguan psikosomatis pada umumnya masih berusia muda, sebagian besar wanita dan didahului oleh stressor yang jelas. Pada umumnya penderita meyakini bahwa sumber sakitnya benar-benar datang dari organ-organ dalam tubuhnya. Sebuah kajian sosiologis oleh Nettleton (2006) menggambarkan bahwa "pasien lebih suka menderita sakit yang sifatnya nyata". Sifat manusia tidak akan suka hidup dalam ketidakpastian sehingga penderita tetap akan mencari tahu penyebab pasti dari sakitnya.

Pada beberapa kasus, gangguan psikosomatis dapat muncul reaksi konversi yang aneh dan tidak dapat dijelaskan oleh ilmu kedokteran, seperti buta mendadak, lumpuh mendadak, atau kesemutan yang sifatnya aneh.Tindakan psikoterapi akan sangat membantu pada pasien yang menderita gangguan psikosomatis.