Kesehatan Kita

Kesehatan Kita - Ketika seorang pria tidak disunat, tampaknya berada pada resiko tinggi tertular Human Papilloma Virus (HPV), dan mereka akan memerlukan waktu lebih lama untuk menghilangkan virus tersebut dari tubuh mereka. HPV bisa menyebabkan kutil pada kelamin dan bisa menyebabkan kanker jenis tertentu, hal itu menjelaskan mengapa orang-orang yang tak bersunat memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker penis. Hal ini juga memiliki peran seberapa besar kemungkinan dari pasangan mereka untuk mengembangkan infeksi yang terjadi.Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sunat berpengaruh jelas dalam perlindungan terhadap infeksi HPV genital, tidak hanya berpengaruh terhadap resiko terjadinya infeksi baru, juga dapat meningkatkan kemampuan untuk mengatasi infeksi HPV yang sudah ada. Akan tetapi, terkait dengan penelitian tersebut, masih belum jelas apakah sunat akan menjadi cara yang baik untuk membantu mencegah penyebaran penyakit terkait HPV.

Beberapa strain HPV menyebabkan kanker serviks pada wanita, dan beberapa strain juga dapat dikaitkan dengan kanker penis pada pria. Pada beberapa populasi terdapat bukti bahwa sunat menurunkan resiko seorang pria mengembangkan kanker penis serta infeksi HPV dan infeksi HIV.
Pasangan dari pria yang tidak disunat akan menghadapi risiko tinggi kanker serviks dan juga dapat meningkatkan resiko penyebaran virus.

Penelitian yang dilakukan mengikutsertakan 357 pria selama kurang lebih 14 bulan. Setiap 2 bulan 290 pria yang disunat menjalani tes HPV. Selama penelitian berlangsung, para peneliti mengidentifikasi 536 infeksi HPV pada pria yang disunat maupun tidak. Namun para peneliti menemukan infeki pada pria yang tidak disunat dan terjadi pada kepala penis atau biasa disebut Glans, rata-rata berlangsung selama 154 hari, berbanding 91 hari pada pria yang disunat. Lamanya durasi pada pria yang tidak disunat menunjukan hubungan strain HPV dengan kanker maupun non-kanker.